Sabtu, 07 Juli 2012

Cerpen Tanpa Judul

gue nyoba buat cerpen, udah agak lama sih bikin nya. gue malu aja buat mempublikasikan ini muehehehee. ini asli buatan gue ya, hak paten! lolss. check this out guys :)




Aku tak mau mengingatnya lagi, bahkan saat-saat pertemuan indah itu.
3 tahun lalu…

Pertama kali dirinya hadir dalam hidupku pun, keberadaannya menyita perhatianku. Seorang anak pindahan asal luar pulau jawa. Kulitnya putih, wajahnya tampan dan bersih. Tak heran, hampir seluruh teman cewek dikelasku langsung membicarakannya saat istirahat di hari pertama dia masuk sekolah ini.

“Anak barunya ganteng ya! Siapa deh namanya?” kudengar suara dari sebelah mejaku saat istirahat siang ini. Apa? Anak kelas lain pun sudah tahu tentangnya. Aku yang keheranan pun merasa jenuh dengan topik pembicaraan ini. Nggak dikelas, nggak dikantin, Bayu –anak baru itu telah menyedot perhatian seisi sekolah dengan wajahnya yang memang tak diragukan lagi ke tampanannya.

Sampai saat itu, aku tidak berpikir bahwa aku akan tertarik padanya. Hanya saja berbulan-bulan setelahnya, kami ditakdirkan untuk saling mengenal diri satu sama lain. Kami –dengan tidak diduga-duga selalu berada dalam satu kelompok, baik tugas wawancara, riset, percobaan, karya sastra, apapun.

Aku mulai mengenalinya. Memahami sikapnya, mengerti gerak-geriknya. Hingga kurasakan sesuatu luruh dalam hatiku. Membuat jantungku berdegup tak keruan tiap dia menatap kedalam bola mataku. Membuat wajahku memanas saat senyumnya hanya tertuju padaku. Membuat bibirku mengulum senyum begitu saja saat menyadari keberadaannya disisiku.

Aku jatuh cinta. Dan kusadari dia pun merasakan hal yang sama.


2 tahun setelahnya…
Aku, Bayu, dan beberapa teman OSIS ku sedang menyelesaikan tugas mendekor untuk acara ulang tahun sekolah kami. Akhir semester ganjil saat kami menduduki bangku sekolah tingkat akhir di SMP. Hari sudah terlalu sore, kami pun hampir menyelesaikan hiasan untuk acara lusa.

“Bisa nggak, Ra?” tanya nya. Aku yang sedang menggunting kertas krep warna-warni pun menyunggingkan senyum sombong. Bayu pun tertawa seketika. Jantungku seakan melompat keluar rongga dadaku. Selama kami menyelesaikan tugas mendekor, ia selalu memberikan komentar-komentar singkat atas apapun yang aku perbuat.

Bayu memperhatikanku. Dan itu membuat hatiku senang. Bahkan, malam ini dia mengantarku pulang kerumah. Tak biasanya. Ternyata, sebuah kalimat yang membuatnya menunduk menahan malu inilah yang menjadi tujuannya mengantarku malam ini.

“Kiara, lo mau jadi cewek gue?” dengan canggung dan muka yang memerah aku mengangguk malu-malu. Tak terbendung rasa bahagiaku saat itu. Tak bisa kujelaskan perasaan haru dalam diriku.

Dengan tidak disengaja, aku telah mematahkan hati semua cewek di sekolahku yang mengharapkan cinta Bayu. Dia kini miliku.

Kami selalu bersama. Cinta kami terlalu kuat.


Setahun berlalu…
Kami terus bersama. Seakan, dia adalah milik ku selamanya dan begitu pun sebaliknya. Aku sangat mencintanya dan Bayu pun begitu. Dia selalu berada didekatku. Kami pun dengan tidak diprediksi masuk ke SMA yang sama. Begitulah, sampai orang tuaku pun sudah mempercayai Bayu sepenuhnya.

Bayu selalu mengutarakan perasaan cintanya kepadaku. Dia memang orang yang blak-blakan. Terkadang aku merasa malu akan tingkahnya yang begitu spontan bahkan didepan teman-temanku.

“Kiara, kamu mau nggak nikah sama aku?” ucapnya seraya berjongkok di hadapanku. Teman-teman sekelas menyerukan guyonan yang sudah pasti bisa kalian tebak. Dia baru saja kalah dalam permainan kartu Poker. Bayu memilih dare, dan anak sekelas pun menyuruhnya melamarku.

Tanpa ragu dia mengucapkan kalimat itu didepan anak sekelas. Wajahku memerah tak karuan. Bayu. Dengan sikap nya yang seperti ini, haruskah aku meragukan rasa cintanya?

Hampir 2 tahun berjalan. Tiada yang salah, hanya kurasakan perasaan itu yang mulai memudar.

Aku tak tahu mengapa. Kami sudah terbiasa dengan hubungan yang putus-nyambung. Aku sudah terbiasa menangis karenanya. Bahkan, sudah pasti ditebak kami akan balikan lagi seperti sedia kala. Namun putusnya hubungan kami malam ini berbeda. Baru tadi pagi dia mengirimiku SMS:
kiara, aku sayang bgt sm kamu.
Jgn tinggalin aku ya.
I love you so much :*

Lalu apa yang salah? Malamnya dia meneleponku dan berkata bahwa semua sudah berakhir. Apa maksud SMS nya tadi pagi? Apa salah ku? Aku tak pernah mengerti.

Saat aku menuntut penjelasan darinya, dia seperti menjauh. Kemana perginya Bayu yang selalu mencintaiku? Kemana perginya Bayu yang selalu ada disampingku?

Air mataku bahkan sudah tak dapat menetes lagi. Hampir tiap malam aku tak bisa memejamkan mataku dengan tenang. Walaupun kucoba tegar dengan semua ini, tak dapat ku pungkiri hatiku terluka terlalu dalam. Dia berubah. Aku tak pernah mengenali sisi Bayu yang sekarang ini. Aku merasa dibohongi. Cintaku yang dalam ini seperti dicampakkan kedalam panasnya bara api dan langsung membakar seluruh isi hatiku.

Hatiku remuk. Syaraf di mataku telah lelah menangis. Tak ada makanan yang dengan mudah melewati  kerongkonganku. Hatiku masih terluka, jiwaku masih bertanya-tanya, namun semua penatku ini tak dapat kubendung seorang diri yang kini malah membuatku jatuh sakit.

Hanya karena cinta. Ironis. Teman datang silih berganti menghiburku. Kehadiran mereka dapat membuatku tertawa lagi. Dapat menyembuhkan luka hatiku walaupun sedikit demi sedikit. Kuharap aku tak pernah mengenal Bayu dan seluruh pengakuan cintanya.
Ternyata dia, yang merubah Bayu sampai sejauh ini.

Cewek dengan paras manis itu memang sering disebut oleh Bayu. Namun tak pernah menimbulkan kesan bahwa dialah yang menyebabkan celah besar antara aku dan Bayu. 3 tahun lamanya kami menyatukan rasa sayang ini, dengan mudahnya cewek itu merenggut semuanya dariku.

Tanpa merasa bersalah, cewek itu merebut Bayu dariku. Dia hebat. Dia berhasil merobohkan cinta Bayu untuk ku. Cinta yang mungkin akan sangat sulit untuk dirobohkan oleh apapun. Cinta yang dibangun dari fondasi awal yang kuat. Tetapi, hanya dengan satu kekuranganku saja, cewek itu meluluh lantakan tembok besar itu dan kini menyisakan lubang besar, dalam, yang menganga luas.

Aku membenci cewek itu dengan sendirinya. Bukan kah itu wajar? Aku membenci hubungan mereka yang terbina 4 hari setelah hubunganku dengan Bayu kandas. Aku membenci cewek itu. Aku membenci mereka berdua.

Cukup. Aku tak mau terus menerus terjebak dalam jurang gelap tak berarah ini.

Kini ku sepenuhnya mengerti. Tak semestinya aku menggantungkan angan-angan ku di bahunya. Tak seharusnya aku mengharapkan semua ini pada dirinya. Tak seharusnya aku merasa dialah satu-satunya. Kami masih 17 tahun. Apa yang aku harapkan pada Bayu yang juga seorang remaja labil? Kepercayaannya kah? Kesetiaannya kah? Atau cintanya?

Semakin kami mencoba untuk lebih dekat , cinta sendirilah yang malah menjauhkan kami. It’s over. There’s no one to blame.

Tuhan selalu meberikan orang yang salah sebelum akhirnya benar-benar mengirimkan kita orang yang tepat. Itu karena Tuhan ingin kita untuk berpikir positif dan memandang segalanya dengan mata terbuka.

Bayu? Mungkin dia mendapatkan orang yang menurutnya lebih baik daripada diriku. Sedangkan aku? Aku belajar banyak makna kehidupan. Dalam kasus ku, aku menemukan arti dari sebuah hubungan yang di paksakan. Perasaan takut yang pernah muncul dan selalu kucoba untuk menepisnya. Aku belajar memahami arti kedewasaan, meskipun harus dimulai dengan hal sekecil dan serumit: CINTA.



soooo, how's that? terrible-_- heyyy I'm just a beginner, kay? hope you really really enjoy it. cause it's a really-really-my-own-making-short-story!!!!!! see yaaaa :)





lots of love for y'all 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar